Main Menu

Assign modules on offcanvas module position to make them visible in the sidebar.

Our school

SCHOOL SCIENCE CENTER
Sekolah Pembangunan Jaya

MENJELAJAHI LANGIT MALAM: SCIENCE NIGHT 2024

Di bawah naungan langit malam yang bertabur bintang, Science Night 2024 menjadi acara yang penuh keajaiban dan inspirasi. Dihadiri oleh para pecinta sains dari berbagai macam SD di sekitar Tangerang dan Tangerang Selatan, acara ini digelar dengan tujuan untuk mendekatkan masyarakat, terutama anak-anak sekolah dasar, dengan dunia ilmu pengetahuan. Dengan partisipasi dari School Science Center dan Kak Rayhan dari Planetarium Jakarta, malam itu menjadi lebih istimewa dan berkesan.

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari Kepala School Science Center Bu Safitri Wijaya yang menjelaskan pentingnya acara ini dalam mengedukasi dan memotivasi anak-anak untuk lebih mengenal dan mencintai sains. Tak lama kemudian, kak Leiqa dan kak Arin dari Duta Sains menampilkan Demo Sains yang menarik dan memukau.

Selanjutnya, di sesi awal dibagi menjadi 2 kelompok yang mengamati Objek Langit dan Tour Galeri SSC. Kak Rayhan, seorang edukator ternama dari Planetarium Jakarta, mengambil alih panggung langit dengan penuh semangat. Penjelasan objek langit oleh Kak Rayhan sangat seru karena dengan sinar hijau bisa langsung menunjuk letak objek langitnya. Tidak lupa anak-anak mengabadikan foto objek Bulan pada Teleskop yang dimiliki SSC.

Tak kalah serunya ketika tour galeri. Pada Galeri juga anak-anak juga menikmati bermain sambil belajar di Galeri Fisika, Matematika, dan Robotik. Pada momen ini, yang sudah menikmati tour galeri, bertukar tempat yang sudah mengamati objek langit di lantai 4 SSC.

Sesi berikutnya, semua anak-anak turun ke Aula untuk menikmati sesi presentasi dari Kak Rayhan. Kak Rayhan memulai sesi dengan presentasi menarik tentang rahasia dan keindahan alam semesta. Dengan gaya bercerita yang penuh energi dan interaktif, Kak Rayhan berhasil memikat perhatian para anak-anak. Ia menjelaskan tentang planet-planet, bintang, dan galaksi dengan cara yang mudah dipahami dan sangat menghibur.

"Langit malam adalah jendela kita menuju alam semesta," ujar Kak Rayhan. "Setiap bintang yang kita lihat adalah petunjuk dari kisah besar alam semesta yang sedang kita coba pahami."

Science Night Eksternal 2024 berhasil menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh keajaiban. Para pengunjung, baik anak-anak maupun orang tuanya, tampak antusias dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang disediakan. Acara ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat untuk terus belajar.

 

Menggali Keajaiban Alam Semesta: Science Day 2024

 

Di bawah langit yang biru cerah, Science Day 2024 menjadi momentum istimewa di mana para siswa umur 3-6 tahun berkumpul pada acara ini. Tidak hanya sekadar acara biasa, Science Day tahun ini menjadi lebih istimewa dengan kolaborasi School Science Center bersama Observatorium Boscha pada acara ini. 

Penuh antusiasme dan semangat pengetahuan, para pengunjung diajak untuk memperluas cakrawala mereka dan melihat dunia melalui lensa sains yang menyeluruh. Dengan berbagai aktivitas interaktif dan demonstrasi langsung, acara ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu memperkenalkan Science Day kepada anak usia dini.

School Science Center, dengan segala kecanggihan dan inovasinya, membawa sains dari buku teks ke kehidupan nyata. Dari eksperimen Roket Air yang sangat seru, Membuat Roket Kertas, serta mengintip matahari menggunakan Teleskop, SSC berhasil memukau dan menginspirasi para pengunjung, khususnya anak-anak, untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar sains. 

Sementara itu, Observatorium Boscha membuka pintu gerbang menuju langit yang luas dan misterius. Dengan workshop membuat Rasi Bintang yang bisa menyala dalam kegelapan, Observatorium Boscha tidak hanya memberikan pengalaman pengamatan yang mendalam, tetapi juga menyemangati minat pengunjung terhadap astronomi dan eksplorasi ruang angkasa.

Tidak hanya sekadar menyajikan pengetahuan, Science Day 2024 juga menjadi wadah untuk memupuk semangat kolaborasi antara School Science Center dan Observatorium Boscha. Dengan saling melengkapi, keduanya berhasil menciptakan pengalaman yang menarik dan mendalam bagi para pengunjung, yang membawa pulang tidak hanya pengetahuan baru, tetapi juga rasa kagum dan keinginan untuk terus menjelajahi keajaiban sains dan alam semesta. Dengan semangat ini, mari kita terus menjaga dan merayakan keajaiban sains setiap hari.

Kemunculan Komet Setan saat Gerhana April 2024, Bahayakah?

Komet Setan atau "devil comet" diprediksi akan muncul pada April 2024 bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari total yang akan berlangsung di Amerika Utara.

 

Komet setan alias "devil comet" adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komet 12P/Pons-Brooks. Mengutip dari ABC News, komet ini disebut sebagai komet setan karena pembentukan dua "tanduk" yang terbuat dari es dan gas serta ledakan berkala.

 

"Setiap ada penampakan komet memang akan menjadi perhatian karena jarang muncul, enggak setiap hari ada," kata Guru Besar Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Taufiq Hidayat, pada Ahad malam, 31 Maret 2024.

 

Ukuran komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan 30-an kilometer dengan kecepatan orbital bisa mencapai beberapa ratus kilometer per detik. Ekornya bisa bertambah panjang ketika berada semakin mendekati matahari. "Panjang ekornya bisa sampai ratusan ribu kilometer," Kata Taufiq

 

Situs Astonomy menulis, komet setan siklasifikasikan sebagai komet periode pendek karena mengorbit Matahari setiap 71,2 tahun sekali. Untuk diketahui, komet dengan kurang dari 200 tahun dianggap sebagai komet periode pendek.

 

Komet ini bukanlah pendatang baru di Tata Surya. Manusia sudah mengenal Pons-Brooks sejak tahun 1812, ketika pemburu komet, Jean-Louis Pons, melihatnya pada magnitudo 4.

 

Komet setan diperkirakan bisa terlihat pada awal April 2024 dan akan mendekat ke arah Matahari hingga melewati Andromeda dan Pisces pada Maret 2024. 

 

Adapun kemunculan komet setan ini juga diprediksi terjadi bersamaan dengan fenomena Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024 di Amerika Utara

 

Sayangnya, masyarakat yang berada di Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk menyaksikan fenomena ini secara langsung karena benda langit ini tidak akan melintas di langit Indonesia. Selain itu, Gerhana Matahari Total pada April 2024 juga tidak akan terjadi di Indonesia

Earth Hour 23 Maret 2024, Matikan Lampu 1 Jam Saja

Earth Hour 2024 akan diperingati pada Sabtu (23/3/2024) malam. Seluruh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia, diajak untuk mematikan lampu selama satu jam mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat sebagai bentuk kepedulian terhadap perubahan iklim.

Earth hour kali ini merupakan yang ke-18 dengan tema "Momen Terbesar untuk Bumi" sebagai upaya untuk membangun kesadaran dan merayakan pentingnya lingkungan bumi.

Biasanya, Earth Hour digelar setiap tahun menjelang akhir bulan Maret.

Dari tahun pertama Earth Hour pada 2007 sampai sekarang, gerakan utama yang dipilih adalah mematikan lampu.

Mengacu informasi resmi dari Earth Hour Indonesia dan WWF Indonesia, sepuluh kota yang resmi menggelar Earth Hour Day adalah Jakarta, Tangerang, Serang, Depok, Bandung,  Cimahi, Purwokerto, Yogyakarta, Jember, Banda Aceh, Makassar dan Jayapura.

"Dalam menghadapi semakin cepatnya hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, inilah saat yang penting untuk bersatu dan mengambil langkah demi masa depan kita bersama" tulis WWF di situs webnya.

Ketika lampu dimatikan selama satu jam, situs Web Earth Hour juga mendorong para partisipan untuk memanfaatkan waktu selama 60 menit tersebut melakukan sesuatu yang positif bagi Bumi. 

Asteroid Apophis "God of Chaos" akan menabrak Bumi ???

Sebuah asteroid raksasa diprediksi bisa bertabrakan dengan Bumi pada tahun 2029 mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh para ilmuwan berdasarkan fenomena yang disebut sebagai 'Percepatan Yarkovsky'.  

Menurut penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan virtual 2020 dari Divisi Ilmu Planet Asosiasi Astronomi America (Division for Planetary Sciences of the American Astronomical Society), 'Percepatan Yarkovsky' memengaruhi orbit batuan antariksa, atau juga disebut sebagai 99942 Apophis atau juga dijuluki sebagai 'God of chaos' oleh kaum Mesir Kuno.

Dilansir dari laman resmi NASA, Asteroid ini diketahui pada tahun 2004 lalu, Apophis dikenal sebagai asteroid paling berbahaya yang bisa berdampak pada planet kita yaitu Bumi.

Melansir Newsweek, para astronom pertama kali melihat Apophis pada Juni 2004 dalam pengamatan yang dilakukan oleh Observatorium Nasional Kitt Peak di Arizona. Objek tersebut diperkirakan berdiameter lebih dari 1.100 kaki atau hampir setinggi Empire State Building di New York City.

Asteroid tersebut diperkirakan akan melintas dengan aman di dekat Bumi dalam jarak 19.797 mil (31.860 kilometer) dari permukaan planet kita pada tanggal 13 April 2029, sehingga akan terlihat dengan mata telanjang.

Apophis diklasifikasikan sebagai asteroid tipe S atau tipe berbatu yang terbuat dari bahan silikat (atau batuan) dan campuran logam nikel dan besi

Gambar radar menunjukkan bahwa ia memanjang dan mungkin memiliki dua lobus, sehingga terlihat seperti kacang. Masih banyak lagi yang akan dipelajari tentang struktur asteroid ini setelah ia terbang dekat dengan Bumi pada tahun 2029. Nama Apophis diambil dari nama ular iblis yang mempersonifikasikan kejahatan dan kekacauan dalam mitologi Mesir kuno.

Back to top