Main Menu

Assign modules on offcanvas module position to make them visible in the sidebar.

Our school

SCHOOL SCIENCE CENTER
Sekolah Pembangunan Jaya

PUNCAK HUJAN METEOR PERSEID YANG AKAN BERLANGSUNG 16 JAM

Hujan meteor tahunan Perseid akan mencapai puncaknya pada tanggal 12 dan 13 Agustus, dengan bulan berada dalam posisi sempurna. Hal ini bisa membuat acara tahun ini berpotensi menjadi salah satu tampilan "bintang jatuh" yang paling mengesankan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Live Science, puncak hujan meteor terjadi pada 00:00 EDT atau 11.00 WIB tanggal 13 Agustus. Hujan meteor Perseid merupakan salah satu tampilan bintang jatuh yang paling produktif dalam setahun, dengan hingga 100 meteor per jam diperediksi dapat terlihat selama jam-jam puncaknya, menurut American Meteor Society.

Puncak Perseid berlangsung sekitar 16 jam, menurut Sky at Night. Karena puncak berlangsung begitu lama, makan kemungkinan bintang jatuh akan terlihat saat hari telah gelap tanggal 12 Agustus. Untuk melihatnya, manusia bisa mengamatinya dengan mata telanjang tanpa perlu bantuan alat.

Cara terbaik untuk melihat hujan meteor adalah dengan menemukan tempat pandang yang terpencil dari cahaya kota, biarkan matamu terbiasa dengan kegelapan selama 20 menit, lalu duduk atau berbaring dan lihatlah langit. Namun, bila ingin mengamati langit dan astronomi, kamu bisa menggunakan teropong bintang atau teleskop kecil.

Untuk diketahui Bintang jatuh terjadi ketika meteorit dari asteroid atau komet tersisa di jalur orbit Bumi. Ketika meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi dan terbakar, mereka disebut meteor. Fenomena 'bintang jatuh' ternyata hanya ungkapan saja. Aslinya bintang jatuh adalah ebuah meteor.

MENERKA KEAJAIBAN LANGIT : SUPER BLUE MOON AGUSTUS 2023

Setiap tahun, langit malam menyajikan serangkaian peristiwa astronomi yang memukau, mengundang pandangan kita ke langit dengan rasa kagum. Salah satu peristiwa langka yang akan memukau mata kita adalah fenomena SUPER BLUE MOON yang dijadwalkan akan terjadi pada bulan 31 Agustus 2023. Ini adalah momen langit yang tidak boleh dilewatkan bagi para pengamat langit dan pecinta astronomi.

Blue Moon terjadi ketika dua fase purnama terjadi dalam satu bulan kalender. Meskipun kata "Blue" digunakan, fenomena ini sebenarnya tidak berhubungan dengan warna bulan. Sebaliknya, istilah ini muncul dari ungkapan "once in a blue moon" yang digunakan untuk merujuk pada kejadian yang jarang terjadi. Ketika Blue Moon terjadi bersamaan dengan perigee, yaitu titik terdekat bulan dengan Bumi dalam orbitnya, kita mendapatkan apa yang disebut sebagai Super Blue Moon. Ini berarti bahwa bulan penuh terjadi ketika bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi, menghasilkan piringan bulan yang terlihat lebih besar dan lebih terang di langit.

Bulan Agustus 2023 menjanjikan momen yang sangat menarik bagi para pecinta astronomi dengan kedatangan Super Blue Moon. Tepat pada tanggal tertentu, langit malam akan diterangi oleh cahaya bulan yang luar biasa, menawarkan kesempatan untuk mengamati dan mengabadikan kejadian ini. Super Blue Moon dijadwalkan akan terjadi pada 31 Agustus 2023. Di malam ini, bulan akan mencapai puncak kecerahannya, menciptakan pemandangan yang mengagumkan di langit.

Menyaksikan Super Blue Moon tidak memerlukan peralatan khusus. Dengan mata telanjang saja, Anda dapat mengamati keindahan bulan penuh yang lebih terang dan lebih besar dari biasanya. Jika Anda memiliki teleskop atau kamera, ini adalah kesempatan sempurna untuk mengambil foto-foto mendalam dari permukaan bulan dan menciptakan kenangan astronomi yang berharga. Jika Anda berniat untuk mengabadikan momen ini, pastikan Anda menyiapkan kamera dengan pengaturan yang sesuai. Menggunakan tripod juga disarankan untuk memastikan gambar yang stabil. Memotret bulan memerlukan sedikit penyesuaian eksposur, mengingat kecerahan yang lebih tinggi dari biasanya.

Super Blue Moon Agustus 2023 bukan hanya kesempatan untuk mengamati fenomena alam yang indah, tetapi juga momen untuk merayakan kebesaran alam semesta. Dalam kesibukan kita sehari-hari, sering kali kita lupa untuk mengangkat kepala dan mengagumi keindahan yang luar biasa di atas kita. Kita dapat memanfaatkan peristiwa astronomi ini untuk menginspirasi minat dalam ilmu astronomi, menjelajahi rahasia langit, dan mengembangkan pemahaman tentang alam semesta yang lebih luas. Selain itu, peristiwa ini juga merupakan kesempatan sosial yang menarik, memungkinkan penggemar astronomi untuk berkumpul dan berbagi pengetahuan serta kegembiraan.

Satelit Negara Republik Indonesia (SATRIA-1) Mengorbit Bumi

Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 yang merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia sukses meluncur ke angkasa pada Minggu, 18 Juni 2023. SATRIA-1 meluncur dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat pada pukul 18.21 waktu setempat . Setelah berhasil meluncur, nantinya satelit yang disiapkan untuk menghadirkan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah 3T itu akan mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT). Setelah berada di 146 derajat BT, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit SATRIA berfungsi dengan normal pascapeluncuran. Tahap ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu. Tahapan selanjutnya, PSN menjalankan In-Orbit Acceptance Review (IOAR). Peninjauan IOAR akan dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2023. 

Berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik. Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps, kecepatan tersebut naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya. Melalui SATRIA-1, layanan internet di sektor-sektor pelayanan publik seperti pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah daerah, serta TNI dan Polri akan tersedia dengan baik. Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kapasitas internet SATRIA-1 secara bertahap mulai Januari 2024. Hadirnya teknologi ini dapat menjadi solusi dalam menginklusikan masyarakat dalam digitalisasi, terutama untuk kepentingan edukasi dan ekonomi digital. "SATRIA-1 adalah satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit ini akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Papua," tulis Presiden Jokowi pada unggahannya di Instagram. "Peluncuran SATRIA-1 adalah salah satu upaya kita dalam pemerataan pembangunan infrastruktur digital di pusat pelayanan publik di seluruh Indonesia," katanya lagi.

JUNI SOLSTICE: KETIKA BUMI MENGALAMI SIANG TERPANJANG DALAM SETAHUN

June Solstice (Juni Solstis) adalah fenomena yang terjadi setiap tahun pada sekitar tanggal 21 atau 22 Juni di belahan bumi utara dan pada sekitar tanggal 21 atau 22 Desember di belahan bumi selatan. Pada saat ini, sumbu rotasi Bumi (garis yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan) cenderung menjauh dari Matahari, menyebabkan salah satu belahan Bumi menerima sinar Matahari secara maksimum, sementara belahan Bumi yang lain menerima sinar Matahari secara minimum. Di belahan bumi utara, Juni Solstis adalah titik balik musim panas, dengan hari terpanjang dalam setahun, sementara di belahan bumi selatan, ini adalah titik balik musim dingin, dengan malam terpanjang dalam setahun.

Juni Solstis terjadi akibat inklinasi atau kemiringan sumbu Bumi. Sumbu Bumi memiliki inklinasi sekitar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam penerimaan sinar Matahari oleh belahan Bumi. Pada saat Juni Solstis, salah satu belahan Bumi, yang cenderung menjauh dari Matahari, akan memiliki posisi terjauh dari sinar Matahari, sedangkan belahan Bumi yang lain, yang cenderung mendekati Matahari, akan memiliki posisi terdekat.

Juni Solstis memiliki pengaruh besar terhadap perubahan musim di seluruh dunia. Di belahan bumi utara, seperti di negara-negara bagian Utara Amerika Serikat, Eropa Utara, dan sebagian besar Asia Utara, Juni Solstis menandai awal musim panas. Pada saat ini, belahan bumi utara menerima sinar Matahari secara maksimum, sehingga menyebabkan hari menjadi lebih panjang dan malam menjadi lebih pendek. Suhu udara cenderung meningkat, dan cuaca menjadi lebih hangat. ini adalah momen yang dinantikan oleh banyak orang untuk berlibur, bersantai di pantai, dan menikmati aktivitas luar ruangan.

Di belahan bumi selatan, Juni Solstis menandai awal musim dingin. Pada saat ini, belahan bumi selatan menerima sinar Matahari secara minimum, menghadirkan malam yang lebih panjang dan hari yang lebih pendek. Perubahan ini menyebabkan penurunan suhu udara, perubahan pola migrasi hewan, dan penyesuaian dalam ekosistem alam. 

Juni Solstis juga memiliki pengaruh terhadap Indonesia walau tidak signifikan. Seperti wilayah Kupang durasi siang ketika Solstis Juni terjadi adalah 11 lebih setengah jam. Sementara, durasi siang di Pulau Jawa ketika solstis terjadi adalah sekitar 11,65 hingga 11,75 jam. untuk wilayah pontianak, solstis Juni berpengaruh terhadap durasi siang yang mencapai 12,1 jam. Sedangkan di wilayah Sabang atau ujung barat Indonesia, durasi siang justru mencapai 12 lebih setengah jam. 

Back to top